Rabu, 15 Februari 2017

Menculik Diana - Part 1 (Inspired by Diana Wardhani)

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan mengenai nama tokoh, latar, maupun hal apapun dalam cerita ini hanyalah kebetulan semata.
Perkenalkan, namaku Rizqi. Pekerjaanku sehari-hari hanyalah berbisnis online. Sembari berbisnis online, aku juga mengelola sebuah fanbase yang dinamakan "Dianavers 48Family", fanbase Diana Wardhani yang sekaligus berfungsi sebagai fanbase 48Group (JKT48 dkk.). Namun kesibukanku berbisnis dan ngadmin tidak menghalangiku untuk berpetualang ke sana ke mari di ruang terbuka, dengan mengendarai mobil pribadiku agar tidak terlalu repot berurusan dengan agen perjalanan.
Suatu hari di akhir pekan, aku mencoba pergi ke pantai untuk menikmati udara sejuk sekaligus pemandangan yang indah. Saat aku berjemur, aku pun memandang indahnya pantai dengan deburan ombak yang kencang. Tiba-tiba aku melihat seseorang gadis cantik yang lewat beberapa meter di dekatku, dan tanpa disangka dia semakin mendekatiku. Paras cantiknya tidak asing lagi di mataku, dan dalam pikiranku terbersit bahwa dia adalah Diana, gadis yang selama ini menjadi Kucoba untuk menyapanya meski dihantui perasaan gugup.
"Hai, sini dong cantik!" sapaku kepada gadis itu.
"Ihh, kamu siapa sih? Kok tau-tau manggil aku?," tanya gadis itu.
"Kenalin, aku Rizqi." ucapku.
"Hai, aku Diana. Senang bisa kenalan sama kamu." jawabnya.
"Kamu memang cantik deh." balasku.
"Ahh senengnyaa. Sekarang ikut Diana yuk!" ajak Diana.
"Oke!" jawabku.
Dugaanku ternyata benar, gadis itu adalah Diana, sosok yang selama ini hanya bisa kulihat melalui layar televisi dan social media. Baru kali ini aku bisa berjumpa dengannya secara langsung dalam kesempatan yang tidak disangka sebelumnya. Aku sangat berharap dan memohon doa pada Allah SWT. agar dia bisa menjadi pendamping hidupku yang halal.
Kemudian aku diajak Diana untuk menaiki perahu bersama. Sebelum perahu yang kami naiki bersama berangkat, kami sempat berbincang-bincang bersama.
"Diana, kamu ke sini berangkat sama siapa?," tanyaku.
"Diana berangkat sendiri kok. Diana kan nabung dari hasil kerja kerasku selama nge-host. Jadinya Diana bisa berangkat sendiri walaupun harus bayar taxi, soalnya Diana gak bisa bawa kendaraan sendiri walaupun ada mobil punya Papa." jawab Diana.
"Hmmm, kesempatan besar nih buat culik Diana." gumamku dalam batinku.
"Gimana kalau nanti aku yang ajak kamu ke tempat yang kamu mau? Biar kamu bisa lebih hemat ongkos." aku memberikan tawaran.
"Gampang deh pokoknya, sekarang kita nikmati aja dulu suasana di pantai ini." balas Diana.
Jantungku semakin berdebar mendengar jawaban dari Diana, gadis yang selama ini aku sayangi dan aku impikan. Kami pun mulai menikmati indahnya suasana di tengah laut dengan menaiki perahu motor yang sudah dijalankan oleh pemiliknya. Aku pun mengajak Diana untuk ber-selfie ria, kemudian aku menguploadnya ke Instagram fanbase yang aku kelola dan men-tagnya ke akun milik Diana. Diana pun kaget bukan kepalang, mengingat foto yang baru saja kami abadikan tiba-tiba muncul di Instagram fanbasenya (dan juga melalui Snapgram dalam bentuk video) hanya beberapa saat setelah kami ber-selfie.
"Hmmm, kayaknya aku bener-bener dipertemukan deh sama orang yang selama ini aku ajak bicara." gumam Diana dalam batin sembari perasaan yang dag dig dug derr.
"Rizqi, kamu beneran yang pegang akun ini?" tanya Diana sambil menunjukkan layar smartphone miliknya ke arahku.
"Iya, aku yang selama ini capture foto-foto kamu setiap kamu tampil di TV. Aku capture fotomu dari laptopku biar gambarnya lebih cling." balasku.
"Serius??" tanya Diana dengan ekspresi kaget.
"Beneran, aku yang selama ini selalu support kamu, selalu ngasih kamu semangat, bahkan sering gombalin kamu biar hidupmu terasa lebih berwarna." ujarku.
"OMG!! Gak nyangka kalau kita berdua dipertemukan seperti ini. Maafin aku yaa kalau tadi sempet galak waktu pertama kita ketemu langsung." ujar Diana dengan sedikit kaget namun juga lirih.
"Sama-sama. Aku maafin kok semua kesalahanmu karena kamu itu sahabat terbaik aku." jawabku.
Aku dan Diana semakin asyik menikmati serunya naik perahu motor berdua tanpa ada orang lain yang juga menumpang di perahu itu. Orang lain dalam perahu itu hanyalah pemiliknya yang mengendalikan perahu itu dari berangkat hingga kembali ke posisi semula.
Selepas menaiki perahu, tanpa terasa waktu sudah memasuki jam 12 siang. Kami pun melakukan sholat Dzuhur bersama, aku pun memposisikan diriku sebagai imam dan Diana sebagai makmum. Lalu kami melanjutkan berenang bersama di pantai hingga pukul setengah 2 siang. Lalu kami melanjutkan makan siang bersama di sebuah cafe. Kami pun memesan mie instan kuah lengkap dengan telurnya, ditambah kopi susu hangat untuk menghangatkan tubuh yang kedinginan sesudah berenang. Sembari menunggu pesanan datang, kami pun kembali berbincang-bincang bersama.
"Duh, Diana seneng banget deh sama perjalanan hari ini, Tadinya aku emang berangkat sendirian, tapi tiba-tiba ada kamu, cowok yang mau nemenin aku dengan ikhlas." kata Diana dengan nada sedikit manja.
"Hehehe, aku kan juga udah janji buat bikin kamu senang. Masih inget kan sama janji kita di DM Instagram yang pernah kita buat?" balasku.
"Oh iya, Diana inget banget. Waktu fanbase kita mau ultah, kamu kirim hadiah ke alamat rumahku. Terus Diana juga baca suratmu dan terharu banget, sampai mau nangis bahagia." jawab Diana.
"Eh suasananya sejuk banget yaa, berasa surga dunia nih." gombalku.
"Ah bisa aja sih mimin." balas Diana dengan manja.
Tak lama kemudian pesanan kami sudah siap dihidangkan. Kami berdua pun langsung menikmati makan siang dengan menu mie instant ditambah dengan kopi susu yang hangat walaupun badan ini basah kuyup. Setelah selesai makan siang, kami pun lanjut mandi di ruangan terpisah untuk membilas tubuh dan dilanjutkan berganti pakaian. Lalu kami berdua melanjutkan perjalanan bersama dengan mobil pribadiku menuju destinasi selanjutnya.

== TO BE CONTINUED ==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar