Kamis, 16 Februari 2017

Menculik Diana - Part 3 (Inspired by Diana Wardhani)

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan mengenai nama tokoh, latar, maupun hal apapun dalam cerita ini hanyalah kebetulan semata.

WARNING: Pada part ini terdapat konten yang bermuatan 18++, tidak disarankan bagi yang di bawah umur untuk membacanya
Aku pun langsung mengemudikan mobil pribadiku menuju villa karena waktu semakin malam. Sesampai di area parkir villa, kami pun langsung menuju room 212 dan berganti pakaian sebelum kami berdua merebahkan badan di ranjang.

Kami pun sempat menonton TV sebentar untuk mengetahui informasi terkini. Satu jam kemudian, TV pun aku matikan dan kami pun saling bertatapan dengan penuh kemesraan. Aku pun mengelus-ngelus rambut Diana yang begitu indah sambil memberikan kecupan untuknya.

"Makasih sayangku, ini pertama kalinya Diana tidur ditemenin lelaki yang aku sayang." kata Diana padaku sambil mencubit pipiku dengan manja.
"Kamu memang benar-benar wanita idaman. Aku juga senang tidur ditemenin bidadari seperti kamu." balasku.

Tidur ditemani seorang wanita memang menjadi keinginan setiap kaum lelaki termasuk juga bagi diriku. Entah kenapa nafsuku ini menjadi bangkit ketika pertama kalinya tidur bersama gadis yang aku sayang, sehingga kuat keinginanku untuk bercinta dengan Diana setelah aku berhasil mengambil kesempatan untuk "menculik" dia dalam waktu semalam.

"Sayang, kamu mau kan ikuti permintaanku? Kamu mau gak kalau kita "main" bareng di kamar ini sebelum kita tidur?" pintaku.
"Demi kamu yang aku sayang, Diana ikhlas kalau buat kamu. Diana pengen waktu kita berdua di malam ini dan di villa ini jadi lebih berharga." jawab dia dengan mesra.

Aku pun kini hanya mengenakan celana boxer dan celana dalamku. Jariku mulai mencoba masuk ke bagian belahan dadanya dan kucoba untuk meremas-remas payudaranya. Lalu aku pun mencoba melepaskan baju dan bra miliknya, kemudian aku pun melihat indahnya bagian dadanya. "Enak juga nih." batinku. Kemudian aku pun lanjut meremas-remas payudaranya terutama di bagian puting.

"Ahhh ahhh ahhh enak Mas." Diana pun mendesah menikmati permainanku.
Aku pun terus meremasnya berkali-kali sambil berciuman bibir, dan penisku pun mulai membesar. Aku pun merasakan kenikmatan syahwatku dengan Diana, dan dia pun terus mendesah. Sesekali aku pun mencium bibirnya sembari meremas-remas payudara miliknya. Kenyal sekali rasanya, empuk dan ada rasa hangat.

Diana semakin menikmatinya. Kemudian aku pun melepaskan celana pendekku beserta celana dalamku, sehingga aku pun bisa memperlihatkan penisku kepada Diana. Dan ini adalah yang pertama kalinya selama hidupnya Diana melihat alat kelamin laki-laki.

Setelah aku puas menikmati payudaranya, aku pun menyuruh Diana untuk membuka mulutnya.
"Buka mulutmu," pintaku.
Aku pun kemudian mengarahkan penisku yang semakin besar ini ke arah mulutnya, dan dengan nikmatnya dia mengemut penisku hingga keluar semburan sperma ke dalam mulutnya. Bahkan dia pun ikut meraba-raba penisku sehingga rangsanganku juga semakin kuat.
"Enak nih, ada rasa asin-asinnya." kata Diana.
"Kamu benar-benar calon istriku yang baik." jawabku.

Syahwatku semakin menjadi-jadi. Tanganku kini beralih menuju arah pahanya. Kubuka perlahan-lahan resleting rok pendek Diana yang berada di pantatnya hingga ke bawah, lalu aku pun secara perlahan menarik celana dalamnya. Kulihat betapa indahnya lubang kenikmatan miliknya. Namun aku sempat bicara sejenak sebelum masuk ke permainan utama.

"Sayang, kalaupun nanti terjadi apa-apa, aku siap kok bertanggung jawab." ujarku.
"Enggak apa-apa kok beb, aku sudah ikhlasin diriku ini buat kamu. Diana pengen lihat kamu bisa bahagia dengan apa yang kamu lakuin." jawab Diana.

Aku pun kemudian mulai memasukkan jariku ke arah vaginanya. Terlihat dari vaginanya telah mengeluarkan cairan bening karena Diana telah terangsang oleh permainanku sebelumnya. Lantas akupun melebarkan selangkangannya dan aku pun dapat leluasa menjilati kemaluannya. Diana tak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa mendesah menikmati permainan lidahku.

"Ahhh ahhh kimochi ikehh" desah Diana karena asyiknya menikmati permainan lidahku. Dia pun semakin terangsang hebat. Aku pun merasakan cairan orgasmenya perlahan keluar dari vaginanya. Kemudian cairan itu pun aku bersihkan dengan hati-hati.

Setelah itu, akupun sedikit meludahi vaginanya agar penisku dapat masuk dengan mudah. Dengan berhati-hati, aku mulai mencoba menusukkan penisku ke dalam lubang vagina milik Diana meski terasa begitu sempit. Aku merasakan adanya denyutan, penisku serasa dipijit-pijit dan terasa hangat juga becek. Kebecekan itulah yang melancarkan gerakan penisku. Diana tampak kesakitan ketika penisku semakin masuk ke dalam rahimnya, terdengar rintihan dari mulutnya, "Ahh ahh ahh ahh ahh". Rintihan dan desahan itu sangat menggairahkan. Perlahan aku pun semakin menyodokkan penisku ke dalam rahimnya. Dia pun kembali mendesah, namun rasa sakitnya tidak lagi terasa karena dia benar-benar telah menikmati besarnya penisku ini.

Sembari terus menyodok vaginanya dengan menggerakkan penisku maju mundur, aku pun juga menjilati dan menciumi perutnya yang begitu mulus, harumnya tubuh Diana semakin menggairahkan. Payudaranya pun aku jilat dengan penuh semangat hingga dia merasakan geli. Terkadang ia meringis karena penisku semakin masuk ke dalam rahimnya, dan dia selalu mendesah "uhh ahh ahh ahh ahh". Diana hanya bisa pasrah menikmati sodokan dari batang penisku. Aku pun merasakan vaginanya semakin becek dari sebelumnya. Terasa cairan orgasmenya pun keluar dari vaginanya dan aku pun berhasil menjadi pria yang bisa merobek selaput dara miliknya.

Semakin lama aku merasakan vaginanya semakin sempit dan becek. Diana pun sudah mencapai puncak kepuasan. Penisku makin menegang, tubuhku mulai gemetaran. "Ikkeh ikkeh kimochi" ujarku seraya menikmati permainan ini. Dan pada akhirnya, penisku berhasil memuntahkan cairan spermaku yang hangat.
"Ahh ahh ahh ahh" Diana kembali mendesah.
Crot crot crot crot crot!!!! Aku pun berhasil membanjiri vagina milik Diana dengan cairan spermaku. Sekitar 20 kali semburan sperma dari penisku berhasil masuk ke dalam rahimnya dengan cukup deras. Kutarik penisku sedikit lalu ku sodokkan kembali, karena aku ingin mencoba kembali memuntahkan spermaku, dan hanya butuh beberapa menit saja, aku kembali berhasil menyemprotkan spermaku ke dalam rahim Diana. Setelah surut, aku pun mencabut penisku keluar dari vaginanya.

Diana pun tampak terbaring lemas setelah merasakan nikmatnya berhubungan intim denganku. Aku pun kembali memasangkan pakaian Diana dengan rapi, yang tadi kulepas saat akan berhubungan badan. Begitupun diriku juga kembali mengenakan pakaian untuk tidur. Sebelum tidur, aku pun memberikan ciuman selamat malam sambil berkata "I love you.". Lalu dia membalas ucapanku dengan nada manja "I love you too.". Lalu akhirnya kami pun tidur dengan nyenyak hingga esok fajar menyingsing.

== TO BE CONTINUED ==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar