Jumat, 17 Februari 2017

Menculik Diana - Part 4 (Inspired by Diana Wardhani)

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan mengenai nama tokoh, latar, maupun hal apapun dalam cerita ini hanyalah kebetulan semata.


Waktu menunjukkan pukul 03.45 pagi. Kami berdua terbangun setelah asyik tidur nyenyak bersama dalam satu ranjang. Sebelum menunaikan sholat Shubuh beberapa menit kemudian, kami mandi besar secara bergantian untuk menghilangkan hadats besar setelah kami berdua asyik berhubungan intim layaknya sepasang suami istri. Setelah mandi besar dan mengambil wudlu, kami pun melaksanakan sholat Shubuh secara berjamaah di dalam kamar.

Sehabis sholat Shubuh, kami pun membaca Al-Qur'an selama 15 menit, kemudian kami keluar kamar untuk melakukan olahraga ringan untuk mengawali pagi hari kami. Tidak lupa kami mengambil kupon untuk sarapan pagi di sebuah cafe yang tersedia di sekitar villa.

Saat kami duduk berdua di cafe sebelum sarapan, kami sempat berbincang-bincang mengenai kejadian semalam.

"Sayang, gimana kemarin waktu kita main bareng di kamar?" tanyaku.
"Diana kepengen lagi nih, yang jelas kepengennya sama kamu aja, bukan sama yang lain." dia menjawab pertanyaanku.
"Tapi kalau kita belum ijab qabul, jangan waktu di masa subur Diana yah sama kalau lagi haid. Kebetulan aku nggak di masa subur, jadi kita aman deh." tambahnya.
"Kamu memang pintar sekali, sayangku. Eh abis kita keluar dari villa ini, boleh nggak aku ketemu sama orang tuamu? Aku pengen banget jadi pendamping hidup kamu, biar kita bisa lebih puas main-mainnya seperti semalam." kataku.
"Boleh kok, kan kamu yang bawain aku ke sini. Iya kan?" balasnya.
"Iya dong." jawabku.

Mendengar jawaban dari Diana, batinku terasa semakin kegirangan. Kami pun langsung sarapan pagi di sebuah cafe, kemudian kami kembali ke kamar untuk mandi kembali dan packing barang-barang bawaan sebelum check-out. Tidak lupa pula aku juga tetap mengikuti informasi terbaru dari televisi yang disediakan di kamar.

Tepat pukul 10.30, kami berdua keluar dari kamar 212 dan melakukan check-out. Kami berdua langsung menuju rumah Diana yang memakan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam dari villa. Sesampainya di rumah Diana, aku pun langsung menemui kedua orang tuanya setelah orang tuanya membukakan pintu.

Kedua orang tua Diana sangat berterimakasih kepadaku, yang sudah menjaga anak dari mereka selama pergi berdua. Aku pun berbincang-bincang dengan kedua orang tua Diana, sekaligus sebagai proses untuk lamaran.

"Rizqi, apa kamu pengen melamar anak saya? Apa kamu siap bertanggung jawab untuk masa depan Diana?" tanya ayah Diana.
"Ya, saya ingin menjadi pendamping hidup Diana yang sah. Ini saya berikan mahar berupa sebuah cincin berlian untuk menikahinya. Dan saya siap bertanggung jawab apapun yang terjadi." jawabku dengan penuh hormat.
"Baiklah, saya tanyakan dulu ke Diana." beliau menanggapi.

Ayah Diana pun langsung memanggil Diana untuk memberikan kepastian hubunganku dengan Diana.

"Diana, Papa mau tanya sama kamu, nak. Kamu bener udah siap menikah sekarang?" tanya Ayah Diana kepada Diana.
"Diana siap Pa, dia sudah siap buat tanggung jawab buat masa depan Diana. Dia cowok yang baik kok, rajin ibadah, juga kreatif dan kerja keras." jawab Diana kepada ayahnya.

Akhirnya lamaranku diterima. Dalam seminggu, aku pun segera mengurus administrasi di KUA terdekat dan mendaftarkan rencana pernikahanku dengan Diana. Restu orang tuaku juga sudah ku kantongi sehingga rencanaku berjalan dengan lancar.

Tepat seminggu setelah lamaran, hari akad nikah pun tiba. Aku dan Diana pun sangat bahagia menyambut momen ini, meski diriku masih terasa gugup untuk mengucapkan sebuah janji suci. Namun aku harus melakukannya agar hubunganku dengan Diana benar-benar sah di mata agama dan administrasi negara. Dan saat proses akad pun tiba, aku pun mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan dari penghulu sebelum aku membacakan janji suci.

"Coba saya cek identitasmu, apakah benar kamu Rizqi Arie Harnoko?" tanya penghulu.
"Ya." jawabku.
"Apakah benar Diana Kusuma Wardhani adalah calon pasanganmu, yang siap kamu nikahi?" ucap penghulu lagi.
"Ya, benar." jawabku tegas.
"Apakah kalian berdua siap untuk menjalani bahtera rumah tangga bersama? Apakah Anda sebagai seorang calon suami siap untuk menafkahi calon istri Anda?" tanya beliau lagi.
"Saya bersedia untuk menjalani bahtera rumah tangga ini bersama Diana, dan saya siap untuk menafkahinya dengan halal." jawabku.
"Baiklah, sekarang kita mulai ijab qabulnya." kata penghulu.

Aku pun mulai mengikuti arahan penghulu untuk masuk ke inti akad nikah.

"Saya nikahkan, Rizqi Arie Harnoko bin ******* dengan Diana Kusuma Wardhani binti ****** dengan maskawin berupa cincin berlian dibayar tunai." ucap penghulu.
"Saya terima nikahnya Diana Kusuma Wardhani binti ****** dengan maskawin berupa cincin berlian dibayar tunai." ucapku.

Akhirnya kami berdua resmi menjadi sepasang suami istri. Setelah prosesi akad nikah usai, kami pun langsung menggelar tasyakuran sederhana bersama keluarga besarku dan juga keluarga besar Diana. Keluarga besar kami pun makan bersama di rumah yang sudah kubeli untuk tempat tinggal kami berdua. Tidak ketinggalan pula Fauzan dan Vanda, dua orang temanku sesama admin fanbase yang berbeda bersama kesayangan mereka masing-masing ikut menghadiri tasyakuran ini.

"Selamat ya buat kalian berdua." kata Ryanka.
"Semoga jadi keluarga yang samawa. Akur terus yaa." kata Ledi.
"Akhirnya bro, impian elu jadi beneran. Dasar loo emang pinter yee, kelas kakap. Hehehehe." ucap Fauzan sambil menyalami tanganku.
"Langgeng terus yaa min sama Diana, minceu doain semoga cepet dapet momongan." celoteh Vanda.

Kami berdua menyalami mereka berempat satu-persatu. Lalu Diana memberikan ucapan terima kasih kepada mereka berempat yang sudah hadir di tasyakuran pernikahan kami.

"Makasih banget, kalian udah ikut doain Diana sama Mas Rizqi. Gak nyangka yaa dari yang dulunya cuma ngobrol-ngobrol di dunia maya, eh taunya jodoh." kata Diana.
"Sama-sama Kak, jangan sering berantem yaa, yang nurut sama Mas Rizqi." ujar Vanda.

Kami berdua pun melambaikan tangan dengan mereka berempat.

== TO BE CONTINUED ==

Kamis, 16 Februari 2017

Menculik Diana - Part 3 (Inspired by Diana Wardhani)

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan mengenai nama tokoh, latar, maupun hal apapun dalam cerita ini hanyalah kebetulan semata.

WARNING: Pada part ini terdapat konten yang bermuatan 18++, tidak disarankan bagi yang di bawah umur untuk membacanya
Aku pun langsung mengemudikan mobil pribadiku menuju villa karena waktu semakin malam. Sesampai di area parkir villa, kami pun langsung menuju room 212 dan berganti pakaian sebelum kami berdua merebahkan badan di ranjang.

Kami pun sempat menonton TV sebentar untuk mengetahui informasi terkini. Satu jam kemudian, TV pun aku matikan dan kami pun saling bertatapan dengan penuh kemesraan. Aku pun mengelus-ngelus rambut Diana yang begitu indah sambil memberikan kecupan untuknya.

"Makasih sayangku, ini pertama kalinya Diana tidur ditemenin lelaki yang aku sayang." kata Diana padaku sambil mencubit pipiku dengan manja.
"Kamu memang benar-benar wanita idaman. Aku juga senang tidur ditemenin bidadari seperti kamu." balasku.

Tidur ditemani seorang wanita memang menjadi keinginan setiap kaum lelaki termasuk juga bagi diriku. Entah kenapa nafsuku ini menjadi bangkit ketika pertama kalinya tidur bersama gadis yang aku sayang, sehingga kuat keinginanku untuk bercinta dengan Diana setelah aku berhasil mengambil kesempatan untuk "menculik" dia dalam waktu semalam.

"Sayang, kamu mau kan ikuti permintaanku? Kamu mau gak kalau kita "main" bareng di kamar ini sebelum kita tidur?" pintaku.
"Demi kamu yang aku sayang, Diana ikhlas kalau buat kamu. Diana pengen waktu kita berdua di malam ini dan di villa ini jadi lebih berharga." jawab dia dengan mesra.

Aku pun kini hanya mengenakan celana boxer dan celana dalamku. Jariku mulai mencoba masuk ke bagian belahan dadanya dan kucoba untuk meremas-remas payudaranya. Lalu aku pun mencoba melepaskan baju dan bra miliknya, kemudian aku pun melihat indahnya bagian dadanya. "Enak juga nih." batinku. Kemudian aku pun lanjut meremas-remas payudaranya terutama di bagian puting.

"Ahhh ahhh ahhh enak Mas." Diana pun mendesah menikmati permainanku.
Aku pun terus meremasnya berkali-kali sambil berciuman bibir, dan penisku pun mulai membesar. Aku pun merasakan kenikmatan syahwatku dengan Diana, dan dia pun terus mendesah. Sesekali aku pun mencium bibirnya sembari meremas-remas payudara miliknya. Kenyal sekali rasanya, empuk dan ada rasa hangat.

Diana semakin menikmatinya. Kemudian aku pun melepaskan celana pendekku beserta celana dalamku, sehingga aku pun bisa memperlihatkan penisku kepada Diana. Dan ini adalah yang pertama kalinya selama hidupnya Diana melihat alat kelamin laki-laki.

Setelah aku puas menikmati payudaranya, aku pun menyuruh Diana untuk membuka mulutnya.
"Buka mulutmu," pintaku.
Aku pun kemudian mengarahkan penisku yang semakin besar ini ke arah mulutnya, dan dengan nikmatnya dia mengemut penisku hingga keluar semburan sperma ke dalam mulutnya. Bahkan dia pun ikut meraba-raba penisku sehingga rangsanganku juga semakin kuat.
"Enak nih, ada rasa asin-asinnya." kata Diana.
"Kamu benar-benar calon istriku yang baik." jawabku.

Syahwatku semakin menjadi-jadi. Tanganku kini beralih menuju arah pahanya. Kubuka perlahan-lahan resleting rok pendek Diana yang berada di pantatnya hingga ke bawah, lalu aku pun secara perlahan menarik celana dalamnya. Kulihat betapa indahnya lubang kenikmatan miliknya. Namun aku sempat bicara sejenak sebelum masuk ke permainan utama.

"Sayang, kalaupun nanti terjadi apa-apa, aku siap kok bertanggung jawab." ujarku.
"Enggak apa-apa kok beb, aku sudah ikhlasin diriku ini buat kamu. Diana pengen lihat kamu bisa bahagia dengan apa yang kamu lakuin." jawab Diana.

Aku pun kemudian mulai memasukkan jariku ke arah vaginanya. Terlihat dari vaginanya telah mengeluarkan cairan bening karena Diana telah terangsang oleh permainanku sebelumnya. Lantas akupun melebarkan selangkangannya dan aku pun dapat leluasa menjilati kemaluannya. Diana tak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa mendesah menikmati permainan lidahku.

"Ahhh ahhh kimochi ikehh" desah Diana karena asyiknya menikmati permainan lidahku. Dia pun semakin terangsang hebat. Aku pun merasakan cairan orgasmenya perlahan keluar dari vaginanya. Kemudian cairan itu pun aku bersihkan dengan hati-hati.

Setelah itu, akupun sedikit meludahi vaginanya agar penisku dapat masuk dengan mudah. Dengan berhati-hati, aku mulai mencoba menusukkan penisku ke dalam lubang vagina milik Diana meski terasa begitu sempit. Aku merasakan adanya denyutan, penisku serasa dipijit-pijit dan terasa hangat juga becek. Kebecekan itulah yang melancarkan gerakan penisku. Diana tampak kesakitan ketika penisku semakin masuk ke dalam rahimnya, terdengar rintihan dari mulutnya, "Ahh ahh ahh ahh ahh". Rintihan dan desahan itu sangat menggairahkan. Perlahan aku pun semakin menyodokkan penisku ke dalam rahimnya. Dia pun kembali mendesah, namun rasa sakitnya tidak lagi terasa karena dia benar-benar telah menikmati besarnya penisku ini.

Sembari terus menyodok vaginanya dengan menggerakkan penisku maju mundur, aku pun juga menjilati dan menciumi perutnya yang begitu mulus, harumnya tubuh Diana semakin menggairahkan. Payudaranya pun aku jilat dengan penuh semangat hingga dia merasakan geli. Terkadang ia meringis karena penisku semakin masuk ke dalam rahimnya, dan dia selalu mendesah "uhh ahh ahh ahh ahh". Diana hanya bisa pasrah menikmati sodokan dari batang penisku. Aku pun merasakan vaginanya semakin becek dari sebelumnya. Terasa cairan orgasmenya pun keluar dari vaginanya dan aku pun berhasil menjadi pria yang bisa merobek selaput dara miliknya.

Semakin lama aku merasakan vaginanya semakin sempit dan becek. Diana pun sudah mencapai puncak kepuasan. Penisku makin menegang, tubuhku mulai gemetaran. "Ikkeh ikkeh kimochi" ujarku seraya menikmati permainan ini. Dan pada akhirnya, penisku berhasil memuntahkan cairan spermaku yang hangat.
"Ahh ahh ahh ahh" Diana kembali mendesah.
Crot crot crot crot crot!!!! Aku pun berhasil membanjiri vagina milik Diana dengan cairan spermaku. Sekitar 20 kali semburan sperma dari penisku berhasil masuk ke dalam rahimnya dengan cukup deras. Kutarik penisku sedikit lalu ku sodokkan kembali, karena aku ingin mencoba kembali memuntahkan spermaku, dan hanya butuh beberapa menit saja, aku kembali berhasil menyemprotkan spermaku ke dalam rahim Diana. Setelah surut, aku pun mencabut penisku keluar dari vaginanya.

Diana pun tampak terbaring lemas setelah merasakan nikmatnya berhubungan intim denganku. Aku pun kembali memasangkan pakaian Diana dengan rapi, yang tadi kulepas saat akan berhubungan badan. Begitupun diriku juga kembali mengenakan pakaian untuk tidur. Sebelum tidur, aku pun memberikan ciuman selamat malam sambil berkata "I love you.". Lalu dia membalas ucapanku dengan nada manja "I love you too.". Lalu akhirnya kami pun tidur dengan nyenyak hingga esok fajar menyingsing.

== TO BE CONTINUED ==

Rabu, 15 Februari 2017

Menculik Diana - Part 2 (Inspired by Diana Wardhani)

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan mengenai nama tokoh, latar, maupun hal apapun dalam cerita ini hanyalah kebetulan semata.
Kami berdua sangat menikmati perjalanan menggunakan mobil pribadiku dengan sangat enjoy. Indahnya pemandangan membuat kami makin terlihat mesra, terlebih dibalut dengan cuaca yang mendadak dingin karena mendung. Setelah sekitar 1 jam perjalanan dari pantai, kami mendengar suara Adzan Ashar dan lantas berhenti di sebuah masjid untuk menunaikan sholat Ashar. Seusai menunaikan sholat Ashar, kami melanjutkan perjalanan dan akhirnya kami sampai pada sebuah villa pada pukul 15.30 dan kami memutuskan untuk menyewa villa tersebut untuk waktu semalam. Kami sepakat untuk memesan satu kamar untuk menghemat ongkos (hitung-hitung biar bisa tidur bareng).

Aku dan Diana akhirnya berhasil melakukan check-in di sebuah rumah kecil bernomor 212, rumah yang hanya terdiri dari kamar tidur, teras, dan kamar mandi. Lengkap pula dengan fasilitas menarik seperti TV LED (dilengkapi layanan TV kabel dengan jumlah saluran sebanyak 70 channel), Wi-Fi untuk akses internet, dispenser untuk membuat teh dan kopi, pemanggang roti, pemanas air lengkap dengan shower dan bath tap untuk berendam, dan lain-lain.

Setelah kami melakukan check-in, kami kembali menuju mobil pribadiku untuk melakukan perjalanan menuju puncak, untuk menikmati indahnya suasana malam hari yang penuh gemerlap sembari menyediakan momen untuk mengungkapkan isi hatiku untuk Diana. Hanya butuh waktu 30 menit, kami tiba di kawasan puncak untuk menikmati quality-time berdua. Diana pun bertanya-tanya tentang apa yang aku lakukan.

"Qi, ngapain sih kok kamu ngajak Diana bermalam di villa? Diana belum pernah nih seperti ini. Kita juga belum ada ikatan pernikahan, Diana takut kalau ada yang ngomong di belakang." tanya Diana.
"Diana ku, aku di sini pengen kamu bisa hilang dari stress kamu selama kamu beraktivitas sehari-hari. Mumpung kita lagi sama-sama free, kita quality-time bareng aja, kamu pamit aja baik-baik sama orang tuamu kalau kamu bakal aman-aman saja." saranku.
"Mmmmm, Diana masih takut nih kalau nanti kenapa-kenapa." jawab Diana dengan perasaan khawatir.
"Tapiii.... aku ikhlas kok kalau buat bahagiain kamu, orang yang aku sayang." tambah Diana dengan penuh yakin.
"Benar-benar bidadari yang baik hati, aku suka deh." balasku.
"Kamu bisa aja sih!" Diana membalas balik dengan penuh manja.

Karena udara di puncak begitu dingin, kami pun mengenakan jaket untuk melindungi tubuh dari kedinginan. Kami pun pergi menuju arah sebuah toko kelontong di sekitar lokasi untuk membeli sejumlah makanan ringan untuk bekal menikmati waktu malam.

Waktu hampir menjelang Maghrib. Kami pun langsung mencari musholla jauh lebih awal sebelum waktu Adzan. Kami segera mengambil wudhu dan langsung membaca ayat-ayat Al-Qur`an sebelum Adzan berkumandang. Beberapa menit kemudian, Adzan pun berkumandang dan kami langsung menunaikan sholat Maghrib sebelum kami melakukan dinner di sebuah warung kecil.

Tiba di warung kecil, kami pun langsung memesan sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat untuk dinikmati berdua.

"Enak ya kita bisa dinner berdua seperti ini." kata Diana.
"Hmmm, ini emang pengalaman yang asyik deh." jawabku.
"Tapi kok cuma pesan sepiring?" tanya Diana dengan nada kebingungan.
"Ah nanti kita cuap-cuapan yuk, biar kita berasa TTM-an" balasku.
"Ihh, kok kamu tambah genit sih?" rayu Diana.
"Sini aku pegangin pundakmu, biar gak kedinginan." pintaku.

Badanku dan juga Diana semakin sulit menahan dinginnya udara ini meskipun sudah mengenakan jaket. Kami pun saling merangkul satu sama lain untuk bisa menghangatkan tubuh. Setelah kami melihat ke arah meja ternyata pesanan kami sudah siap, dan kami langsung makan malam bersama sambil bercuap-cuap ria.

"Buka dong mulutnya," pintaku.
Diana pun membuka mulutnya, dan aku pun langsung mengarahkan sendok yang berisi nasi goreng dan telur itu ke arah mulutnya. Dan dia pun merasakan sedapnya nasi goreng yang telah dipesan.
"Hmmm, enak banget nasi gorengnya. Sekarang gantian yaa." jawab Diana sambil memintaku membuka mulutku.
Aku pun langsung membuka mulutnya dan akupun merasakan betapa nikmatnya bisa disuapin oleh orang yang kusayangi.
"Kamu bener-bener wanita idaman deh. Sekarang kamu lagi yaa yang makan, aku yang suapin." kataku.

Kami semakin asyik menikmati dinner itu, bahkan minuman pun kami minum berdua dengan dua sedotan dalam satu gelas. Setelah dinner, kami mencoba menuju sebuah tempat di mana banyak orang berkumpul untuk menikmati pemandangan malam, tepat di malam minggu yang sangat spesial bagi kami.

1 jam telah berlalu, kami sangat menikmati indahnya waktu malam berdua di puncak. Dan pada saat itulah, aku semakin tidak bisa menahan keinginanku untuk mengungkapkan perasaannku kepada Diana.

"Diana, aku mau ngomong sesuatu buat kamu di malam ini." pintaku.
"Ada apa Qi? Ngomong aja terus terang." jawab Diana.
"Di, sebenernya aku mau ngomong kalau aku bener-bener sayang sama kamu sejak mengenalmu di TV dan socmed." ujarku lirih.
Diana hanya bisa terdiam mendengar ucapanku. Namun aku terus coba berusaha meyakinkannya.
"Sekarang, coba kamu tutup kedua matamu, dan rasakan." pintaku.
"Gelap, gak keliatan apa-apa nih." jawab Diana.
"Seperti itulah hari-hariku, Diana. Di saat ku sedang sendirian di rumah apalagi sebelum tidur, aku sering nangis sendirian. Karena aku ingin ada seseorang wanita yang bisa menemani di sampingku." kataku dengan lirih.
"Sekarang, coba buka lagi matamu. Dan rasakan perbedaannya." pintaku lagi.
"Walaupun ini malam hari, tapi ada bintang-bintang yang menerangi kita. Kita bisa lihat gemerlapnya dunia yang sangat indah." Diana menjawab perintahku.
"Sejak aku mengenalmu, hidupku jadi terasa lebih berwarna. Walaupun aku masih sering menangis di saat ku sendiri, bayanganmu memberikanku harapan untuk masa depanku. Aku gak mau kehilangan kamu, gadis yang selalu mewarnai perjalanan hidupku. Aku harap kamu mau menerima perasaan cintaku ini, sayang." aku berkata lagi dengan nada lirih.

Mendengar perkataanku, Diana tampak meneteskan air mata, entah itu air mata kebahagiaan atau kesedihan. Aku pun juga larut dalam tangisan itu, kemudian aku pun mengambil cincin dan memasangnya di jari manisnya.
"Diana sayangku, terimalah cincin ini, sebagai tanda jadi hubungan kita. Aku ingin bisa hidup bahagia denganmu untuk selama-lamanya, bahkan hingga di surga nanti." pintaku.
"A...a...aku juga sayang kamu, Qi. Diana gak nyangka kamu bisa jadi laki-laki yang nyaman untukku. Diana benar-benar udah ikhlasin hidupku buat kamu." jawabnya sambil menangis sejadi-jadinya. "Kalau kamu mau melamarku, besok pagi gak apa-apa datang aja ke rumah orang tuaku." tambahnya.

Kemudian kami berpelukan setelah aku memasangkan cincin ke jari manis Diana. Kami pun kemudian kembali ke musholla untuk melaksanakan sholat Isya'. Lalu kami pun memutuskan untuk kembali ke villa.

== TO BE CONTINUED ==

Menculik Diana - Part 1 (Inspired by Diana Wardhani)

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan mengenai nama tokoh, latar, maupun hal apapun dalam cerita ini hanyalah kebetulan semata.
Perkenalkan, namaku Rizqi. Pekerjaanku sehari-hari hanyalah berbisnis online. Sembari berbisnis online, aku juga mengelola sebuah fanbase yang dinamakan "Dianavers 48Family", fanbase Diana Wardhani yang sekaligus berfungsi sebagai fanbase 48Group (JKT48 dkk.). Namun kesibukanku berbisnis dan ngadmin tidak menghalangiku untuk berpetualang ke sana ke mari di ruang terbuka, dengan mengendarai mobil pribadiku agar tidak terlalu repot berurusan dengan agen perjalanan.
Suatu hari di akhir pekan, aku mencoba pergi ke pantai untuk menikmati udara sejuk sekaligus pemandangan yang indah. Saat aku berjemur, aku pun memandang indahnya pantai dengan deburan ombak yang kencang. Tiba-tiba aku melihat seseorang gadis cantik yang lewat beberapa meter di dekatku, dan tanpa disangka dia semakin mendekatiku. Paras cantiknya tidak asing lagi di mataku, dan dalam pikiranku terbersit bahwa dia adalah Diana, gadis yang selama ini menjadi Kucoba untuk menyapanya meski dihantui perasaan gugup.
"Hai, sini dong cantik!" sapaku kepada gadis itu.
"Ihh, kamu siapa sih? Kok tau-tau manggil aku?," tanya gadis itu.
"Kenalin, aku Rizqi." ucapku.
"Hai, aku Diana. Senang bisa kenalan sama kamu." jawabnya.
"Kamu memang cantik deh." balasku.
"Ahh senengnyaa. Sekarang ikut Diana yuk!" ajak Diana.
"Oke!" jawabku.
Dugaanku ternyata benar, gadis itu adalah Diana, sosok yang selama ini hanya bisa kulihat melalui layar televisi dan social media. Baru kali ini aku bisa berjumpa dengannya secara langsung dalam kesempatan yang tidak disangka sebelumnya. Aku sangat berharap dan memohon doa pada Allah SWT. agar dia bisa menjadi pendamping hidupku yang halal.
Kemudian aku diajak Diana untuk menaiki perahu bersama. Sebelum perahu yang kami naiki bersama berangkat, kami sempat berbincang-bincang bersama.
"Diana, kamu ke sini berangkat sama siapa?," tanyaku.
"Diana berangkat sendiri kok. Diana kan nabung dari hasil kerja kerasku selama nge-host. Jadinya Diana bisa berangkat sendiri walaupun harus bayar taxi, soalnya Diana gak bisa bawa kendaraan sendiri walaupun ada mobil punya Papa." jawab Diana.
"Hmmm, kesempatan besar nih buat culik Diana." gumamku dalam batinku.
"Gimana kalau nanti aku yang ajak kamu ke tempat yang kamu mau? Biar kamu bisa lebih hemat ongkos." aku memberikan tawaran.
"Gampang deh pokoknya, sekarang kita nikmati aja dulu suasana di pantai ini." balas Diana.
Jantungku semakin berdebar mendengar jawaban dari Diana, gadis yang selama ini aku sayangi dan aku impikan. Kami pun mulai menikmati indahnya suasana di tengah laut dengan menaiki perahu motor yang sudah dijalankan oleh pemiliknya. Aku pun mengajak Diana untuk ber-selfie ria, kemudian aku menguploadnya ke Instagram fanbase yang aku kelola dan men-tagnya ke akun milik Diana. Diana pun kaget bukan kepalang, mengingat foto yang baru saja kami abadikan tiba-tiba muncul di Instagram fanbasenya (dan juga melalui Snapgram dalam bentuk video) hanya beberapa saat setelah kami ber-selfie.
"Hmmm, kayaknya aku bener-bener dipertemukan deh sama orang yang selama ini aku ajak bicara." gumam Diana dalam batin sembari perasaan yang dag dig dug derr.
"Rizqi, kamu beneran yang pegang akun ini?" tanya Diana sambil menunjukkan layar smartphone miliknya ke arahku.
"Iya, aku yang selama ini capture foto-foto kamu setiap kamu tampil di TV. Aku capture fotomu dari laptopku biar gambarnya lebih cling." balasku.
"Serius??" tanya Diana dengan ekspresi kaget.
"Beneran, aku yang selama ini selalu support kamu, selalu ngasih kamu semangat, bahkan sering gombalin kamu biar hidupmu terasa lebih berwarna." ujarku.
"OMG!! Gak nyangka kalau kita berdua dipertemukan seperti ini. Maafin aku yaa kalau tadi sempet galak waktu pertama kita ketemu langsung." ujar Diana dengan sedikit kaget namun juga lirih.
"Sama-sama. Aku maafin kok semua kesalahanmu karena kamu itu sahabat terbaik aku." jawabku.
Aku dan Diana semakin asyik menikmati serunya naik perahu motor berdua tanpa ada orang lain yang juga menumpang di perahu itu. Orang lain dalam perahu itu hanyalah pemiliknya yang mengendalikan perahu itu dari berangkat hingga kembali ke posisi semula.
Selepas menaiki perahu, tanpa terasa waktu sudah memasuki jam 12 siang. Kami pun melakukan sholat Dzuhur bersama, aku pun memposisikan diriku sebagai imam dan Diana sebagai makmum. Lalu kami melanjutkan berenang bersama di pantai hingga pukul setengah 2 siang. Lalu kami melanjutkan makan siang bersama di sebuah cafe. Kami pun memesan mie instan kuah lengkap dengan telurnya, ditambah kopi susu hangat untuk menghangatkan tubuh yang kedinginan sesudah berenang. Sembari menunggu pesanan datang, kami pun kembali berbincang-bincang bersama.
"Duh, Diana seneng banget deh sama perjalanan hari ini, Tadinya aku emang berangkat sendirian, tapi tiba-tiba ada kamu, cowok yang mau nemenin aku dengan ikhlas." kata Diana dengan nada sedikit manja.
"Hehehe, aku kan juga udah janji buat bikin kamu senang. Masih inget kan sama janji kita di DM Instagram yang pernah kita buat?" balasku.
"Oh iya, Diana inget banget. Waktu fanbase kita mau ultah, kamu kirim hadiah ke alamat rumahku. Terus Diana juga baca suratmu dan terharu banget, sampai mau nangis bahagia." jawab Diana.
"Eh suasananya sejuk banget yaa, berasa surga dunia nih." gombalku.
"Ah bisa aja sih mimin." balas Diana dengan manja.
Tak lama kemudian pesanan kami sudah siap dihidangkan. Kami berdua pun langsung menikmati makan siang dengan menu mie instant ditambah dengan kopi susu yang hangat walaupun badan ini basah kuyup. Setelah selesai makan siang, kami pun lanjut mandi di ruangan terpisah untuk membilas tubuh dan dilanjutkan berganti pakaian. Lalu kami berdua melanjutkan perjalanan bersama dengan mobil pribadiku menuju destinasi selanjutnya.

== TO BE CONTINUED ==

Selasa, 05 April 2016

JKT48 Bakal Buat Launching ISC 2016 Makin "Jeger"

Kick-off Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 hanya tinggal menghitung hari, menurut rencana ISC 2016 akan bergulir mulai 16 April 2016 yang akan dibuka di Papua dengan laga yang mempertemukan antara Persipura Jayapura berhadapan dengan Sriwijaya FC.

5 hari sebelum kick-off, SCTV selaku official TV broadcaster bersama PT. Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku penyelenggara ISC 2016 akan menggelar launching yang akan disiarkan langsung dari Studio 6 EMTEK City, Daan Mogot, Jakarta Barat (Komplek Indosiar) mulai pukul 21.30 WIB.

Nantinya, idol group JKT48 yang notabene merupakan sister group AKB48 pertama di luar Jepang akan membuat acara launching ISC 2016 menjadi lebih "Jeger". Belum diketahui apakah ada member JKT48 yang akan ditunjuk sebagai sportcaster untuk memandu siaran langsung ISC 2016 yang akan disiarkan langsung oleh SCTV, Indosiar, dan Nexmedia sebagai official TV broadcaster ISC 2016.

Sebagai informasi, SCTV dan Indosiar akan menyiarkan langsung sebanyak 8 pertandingan setiap minggunya. Sedangkan Nexmedia dan Orange TV rencananya akan menyiarkan seluruh pertandingan ISC 2016 secara langsung maupun tunda. Untuk menghindari spill over, SCTV dan Indosiar rencananya akan melakukan pengacakan pada siaran satelit Palapa D sesuai dengan klausul kontrak yang berlaku.

Khusus pada bulan Ramadhan, pertandingan ISC 2016 tetap akan digelar pada malam hari sesudah sholat Tarawih.